Merasa kesal, merasa paling tersakiti dan menderita setelah semua yang ia lakukan, merasa tidak dihargai setelah semua perjuangan yang ia lalui. Ini tidak terjadi kali ini saja, sering sekali. Sering kali pula ia hampir melepaskan segalanya, segala yang mengganjal hingga unek unek itu menumpuk, tapi tidak, rasanya terlalu melelahkan. Karena ketika emosi menurut pada ego maka terjadilah perdebatan yang panas, hingga bisa jadi masalah kecil justru berlangsung lama dan itu terasa membuang buang tenaga tanpa ada akhirnya. Maka lagi lagi yang diperlukan hanya diam.
Meski begitu rasanya berat karena segalanya terkekang didalam pikiran dan hati, tanpa disadari, diri yang diam tidak mengikhlaskan segala yang terjadi, meski tidak keluar dalam bentuk ucapan, namun hati sangat menunjukkan kekesalan, mencela meski tak terucapkan.
Photo by-cerita ummi
Kemudian, sungguh Tuhan maha tau dan maha bijaksana, zaman sekarang teknologi begitu maju dan sangat bermanfaat bagi yang bersedia menggunakannya dengan benar, begitu mudah untuk mencari nasehat dan qadarullah saat itulah apa yang ditampilkan dilaman media relate sekali dengan apa yang sedang terjadi. Pesan yang berisi bahwa saat seseorang mempunyai hubungan yang kurang baik dengan orang lain, entah keretakan itu terjadi karena kesalahan nya sendiri ataupun kesalahan orang lain, maka bukan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah, tapi sebaiknya perlu untuk intropeksi diri, jangan-jangan itu karena dosa-dosa kita selama ini maka masalah datang sebagai peringatan.
Menjadi tamparan keras sekali rasanya, hingga yang tadinya diamnya hanya sekedar ucapan, akhirnya diamnya adalah sebuah keikhlasan dengan didampingi istigfar dan berharap diampuni segala dosa, lalu segala hubungan menjadi membaik dan tidak ada lagi yang mengganjal dipikiran dan hati. Selanjutnya semoga jika hal seperti ini terulang lagi maka ingatlah pesan ini dan hadapi segala masalah dengan pikiran dingin dan ketenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar