Sabtu, 22 Agustus 2020

Dalam lamunan : Part 2

Ketika berbaring, matanya tertuju kearah gorden jendela yang melambai seolah ada angin nyaman yang membawa pikirannya ikut melayang, melayang ke dirinya sebelumnya, dia yang berkali-kali meyakinkan diri untuk sementara tidak peduli, namun berkali-kali pula ia kembali, kembali dengan seenaknya berpendapat “sepertinya dia begini”, “kami tampak sama” dan ilusi-ilusi lain yang dibuatnya sendiri. 

 

 Photo by-cachaca08.tumblr.com

 

Segalanya mulai berjalan, terus berjalan, ilusinya semakin jelas, jelas seperti nyata, benar-benar nyata dan jelas apa yang ada dipikirannya, indah sekali hingga ia lupa sesuatu yang memang belum saatnya akan berujung sama seperti sebelumnya, dan… benar saja, kebiasaan yang setiap hari ada tiba tiba berkurang, kepercayaan memudar, apa yang diilusikan semakin nyata buramnya dan ia kembali menemui pintu terbuka yang memaksanya masuk lalu menjerumuskannya pada jurang yang begitu dalam, ya, dia terjatuh.

Untuk keadaan saat ini, yang telah terjadi berulang-ulang ia merasa menjadi yang paling bodoh, beberapa waktu sakit karena terjatuh, namun kembali benteng dalam dirinya ia kokohkan dengan bantuan orang-orang disekitarnya, ia yakini semakin terjatuh semakin ia berusaha naik 100 x lebih tinggi dari sebelumnya, meski kadang benteng ini sedikit bergeser karna angin kencang yang tiba tiba datang, tapi ia terus menjaganya agar tidak roboh dengan segala keyakinan.

Ya, keyakinan yang ia tumbuhkan dengan membentangkan kain, duduk tenang lalu mengirimkan irama ke atas langit, merayu, memuji, meminta agar terus diyakinkan, agar tidak lagi menciptakan ilusi dalam dirinya dan dijadikan sebaik-baik makhluk bumi. Dan ia berkata dalam dirinya “begini lebih tenang, ketenangan yang aku butuhkan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar