
Photo by-solusik
Tidak ,kita sedang tidak gagal, kita hanya belum berhasil.
Oh bukan, kita bukan belum berhasil, hanya saja keberhasilan kita ada dibidang lain.
Betapa kompleks kehidupan, kita lihat saja warna didunia, satu jenis warna saja semisal warna biru,bukankah ada biru muda, biru tua dan biru biru lainnya, belum lagi perpaduan warna yang menghasilkan warna lain, jika satu hal membuat kita berpikir bahwa kita telah gagal, bukankah yang bermasalah adalah pikiran kita?
Memang benar, gagal sangat menyakitkan, kita akan menangis saat gagal, tapi saat terlalu bahagia kita juga bisa mengekspresikannya dengan menangis, maka dari itu mengapa kita dianjurkan untuk lebih banyak menangis dibanding tertawa.
Dalam beberapa bulan ini saja, ada banyak macam kegagalan yang telah disaksikan kedua belah bola mata, dari ruang lingkup yang begitu besar, hingga yang sangat menyentuh pada lingkup terkecil dan terdekat. Namun Tuhan masih memberi nikmat yang begitu luar biasa yaitu pikiran yang begitu luas, ada yang belum berhasil dibidang pendidikannya, namun terlihat jelas keberhasilan dalam persahabatan serta keluarganya dan itulah mengapa ia tetap bisa berdiri tegak setelah hujan badai, ada yang terputus dalam urusan rumah tangganya namun ia berhasil dalam pekerjaannya, itulah mengapa ia tetap bisa bertahan.
Seperti si pena ini, kegagalan yang disaksikannya hari ini seperti mengingatkan kembali rasa gagal yang dulu pernah ia alami, lebih menyakitkan ini terjadi lagi pada orang yang ia sayangi, namun bukankah hingga sekarang ia selalu mendapat solusi, entah ia dapatkan dengan jalan merangkak, sakit, bahkan tak sedikit dengan air mata, tapi tetap saja ia bertahan, ia bisa bertahan, ia bisa bersyukur karna kehidupan tak sederhana, kehidupan adil, tak hanya memberikan rasa sakit, tapi juga menawarkan sisi lain yang apabila si empunya membuka mata ia akan menyadari betapa beruntungnya dan betapa Tuhan menyayangi hambaNya.
Bukankah ketidakberhasilan adalah pelajaran dan renungan, mereka menjadi kunci keberhasilan dibidang yang lain ketika si pemilik kunci memperbaiki kunci yang patah lalu kembali membuka pintu, bukan justru meninggalkan pintu yang bersedia untuk dia buka.
Untuk aku, kamu, kita yang merasa gagal hari ini, menangislah, lalu besok kita akan tenang, kita akan berpikir untuk mengonsep kehidupan selanjutnya, lalu segera bergerak, melakukan yang saat ini bisa kita lakukan untuk mempersiapkan pertarungan kehidupan berikutnya. Diwaktu berikutnya kita akan berhasil karena setelah gagal kita telah bertekad untuk 100 x berproses lebih baik dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar