Rabu, 19 Agustus 2020

Dalam lamunan : Part 1

Ia menatap langit-langit kamarnya, tersenyum tipis pada serangkaian kebetulan yang terjadi hari ini. Setelah berhari-hari sebelumnya yang begitu menyibukkan dan melelahkan, berhasil memberi tekanan dan tidak memberi celah pada pikiran untuk berkelana. Namun sepersekian detik kemudian ia kembali tersadar, serangkaian kebetulan hari ini jangan jangan hanya ilusi dalam pikirannya yang justru menjadi boomerang atas usaha berdamai dengan dirinya sejauh ini.

Pin di illus journal 

Photo by-Pinterest

“Mungkin disini agak sempit” pikirnya. Ia lalu keluar, merasakan angin berhembus dengan nyaman, tatapannya kedepan, tapi pikirannya agak melayang kekiri kanan. Sepersekian menit kemudian ia tersadar lagi, cahaya kuning pukul 17.30 membuat alisnya berkerut karena kesilauan, “mengganggu penglihatan” pikirnya, namun justru ia makin dalam mengarahkan tatapan kesana hingga terlarut tanpa sadar ia berkata “ini indah”, kembali ia masuk dalam sebuah ilusi.

Waktu pulang telah tiba, kembali ia ke ruang gerak yang tidak begitu luas, ia berjalan dilaman maya, justru serasa makin sempit. “Tidak, ini tidak benar” pikirnya. Ia lepaskan, lalu ia benar-benar menyerahkan dirinya akan hal-hal yang nyata, hal-hal dihadapannya, ia tersenyum, kali ini tersenyum nyata, bukan ilusi yang ia susun dipikirannya dan kali ini ia benar-benar tersadar “ini keindahan sesungguhnya”, kali ini bukan pikirannya, tapi justru dari hatinya, “ini sangat cukup, ini yang benar-benar aku butuhkan” lanjutnya didalam hati.

Next…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar