Dunia ini benar benar abu-abu. Banyak yang berusaha berbuat baik dikatakan fake. Manusia dengan mudah menilai hati manusia dengan segala prasangka. Membenarkan diri yang merasa "aku kan gak fake".
Sebenarnya apakah kita bisa mendefinisikan bagaimana seseorang fake atau tidak?

Photo by-Random post
Baik, benar. Katakanlah fake.
-Ada yang harus berpura pura selalu bisa membantu orang tuanya meski ia sedang tidak ingin melakukannya
-Ada yang harus memotong waktu amarahnya karna tidak ingin membuat suasana menjadi tidak enak
-Ada yang berkumpul bersama keluarganya, tertawa bersama meski ada sedih yang sedang ia rasa
-Ada yang membantu orang lain walaupun sedang malas-malasnya.
Namun jika kita semua tidak fake apakah akan kita diamkan saja orang tua kita menua bersama lelahnya?
Apakah kita harus berlama lama marah-marah?
Kalau kita sedang sedih orang sekitar takkan kita hiraukan selama lamanya?
Atau tak kita hiraukan orang yang sedang perlu bantuan meski sedang berada dihadapan kita?
"Boleh marah sekali kali, tapi tidak perlu berhari hari"
"Kita tidak sedang pura pura bahagia, namun bahagia dan sedih memang ada waktunya bukan? Tak ada bahagia yang selalu dan tak ada sedih yang berlarut-larut"
"Kita tidak sedang berpura-pura baik, namun kita memang harus menjadi baik"







