Selasa, 25 Mei 2021

Untukmu yang sudah bercerita

 "Orang biasa menjadi hebat setelah melewati hari yang tidak biasa"

Photo by-Pinterest

Ini untukmu teman, sahabat. 

Kita keluhkan rasa hampa dan kebosanan, kita tertawakan kebiasaan setiap hari yang hanya itu itu saja, lalu pada saatnya datanglah hari yang tidak pernah kita duga-duga dan sebenarnya sangat tidak kita inginkan. Kita bisa merubah pola hidup dengan 2 cara, entah karna keinginan kuat dari diri sendiri dan bisa jadi karna keadaan yang memaksa.

Mengejutkan memang, ketika dihadapkan pada keadaan yang memaksa, berat. Itu sudah pasti. Orang biasa yang selama ini hidupnya berjalan lancar-lancar saja bahkan bisa dibilang  jarang sekali punya sesuatu yang dikhawatirkan, punya banyak hal yang mendukung kebahagiaan, hidup dengan aman dan nyaman bahkan hampir terpenuhi semua yang diinginkan, keadaan yang menyamankan dan menterlenakan hingga brakkkk... akhirnya sebagian dari itu hilang dan bahkan cobaan terus berdatangan.

Mungkin, kau terus keluhkan, namun tetap harus kau jalani, menjalani hal-hal yang belum pernah dan belum biasa dilakukan sebelumnya, men sabari hal-hal baru yang menjengkelkan dan membuat berbagai keputusan yang membingungkan. Meski begitu hal lain yang kau sadari adalah ada hal baik baru dalam dirimu atau mungkin... hal baik ini memang kau miliki selama ini namun tak ada keinginan dan kesempatan untuk melakukan, jadi artinya disini adalah bahwa keadaan berat ini jika dilihat dari sudut pandang lain, dari sudut yang kita anggap baik, maka justru ternyata ini adalah sebuah kesempatan dan kamu menjadi orang terpilih itu.

Lalu dengan keadaan itu, selain kamu yang berhasil merubah rasa kebosanan menjadi tantangan, tanpa disadari juga membuka mata bagi yang lain, orang lain yang tadinya ingin merubah hidup karna keinginannya, kala keinginan itu mudah berubah dan ia melihat apa yang terjadi padamu akhirnya memicu keinginannya yang turun naik menjadi naik, naik, dan naik lagi lebih tinggi. Bertambah pula hal baik padamu yaitu menjadi pelajaran bagi orang lain yang pada dasarnya dalam dirinya sudah ada keinginan untuk merubah hidup.

Mungkin dapat dikatakan "Orang hebat yang pada dasarnya ia hebat memanglah hebat, tapi orang yang biasa saja, lalu ia menjadi hebat itu benar-benar luar biasa".

Ngoceh sebelum pergi

Sebentar lagi aku akan berada disana, sedang aku menginginkan tetap disini.

Photo by-jadiBerita.com

Pada dasarnya sebenarnya sama saja, disini aku berada diantara orang-orang, pun disana juga begitu, hanya saja sebagian besar orang-orang disini adalah orang-orang terdekat, sedang disana sering terasa hampa karna berada diantara orang-orang yang bahkan aku tak mengenalnya, meskipun ada juga diantaranya orang-orang dekat.

Hidup terkadang adalah dimana kita berada, namun kadangkala pula bukan hal itu yang menjadi fokus utama, tapi dengan siapa kita disana, entah dimanapun itu. Seperti itulah berjalannya perpisahan dan kerinduan, bisa jadi tempatnya, orang orangnya dan diantara keduanya adalah keadaan atau suasananya.

Dunia begitu luas, namun entahlah, apa karna pikiran manusia yang terlalu sempit dengan menganggap perpisahan tempat, adalah kesedihan, sedang pembicaraan bisa dimulai dengan satu ketikan jari atau... sebenarnya yang kita khawatirkan adalah tentang waktu? Memang kesibukan sering menimbulkan kesalah pahaman ketika tak saling berada dalam satu tempat yang sama atau... bahkan kita merasakan penyesalan ketika bersama namun tak saling bicara?

Hati manusia memang sulit, karna bahkan si manusia nya sendiri kadangkala tidak mengerti akan perasaannya, perasaan sedih, marah, suka dan bahkan hampa, karena sejatinya yang dibutuhkan adalah tenang. Ketenangan.

Lalu, perihal kerinduan..., hal-hal sederhana bahkan bisa menjadi pemicunya, entah hanya bagaimana kebiasaan cara menutup pintu, cara bicara dan bercanda, berteriak dan saling memanggil, bahkan cara marah sekalipun dan kegiatan-kegiatan sederhana lain yang dilakukan berulang-ulang saat bersama. Semakin banyak yang terjadi dan dilakukan bersama, semakin banyak pula kenangan untuk menjadi tolak ukur besarnya rasa rindu.

Dari sini barangkali bisa dibuat peribahasa "Banyak jalan untuk diri pergi, tapi tidak untuk hati yang masih ingin tinggal"