Jumat, 22 Oktober 2021

Tulisan terakhir tentangnya, adalah tamparan bagiku.

 

                                                    Photo by-tangan di prau

Setelah sekian banyak hari, setiap tulisanku adalah tentangmu. Namun kini, hari dan detik ini aku nyatakan setiap tulisanku adalah untukku, pengingat bagiku.

Selesai, sudahi, jangan kembali. Cukup sampai disini. Diriku!

Selama ini, banyak hal yang mendorong untuk bertahan dan tidak sedikit pula hal yang mendorong untuk pergi. Dan kini, aku harus benar benar meyakini bahwa “ya, aku harus tegas, tegas pada diriku untuk mengakhiri, terlalu banyak alasan untuk pergi yang selama ini alasan itu ku tepis dengan berbagai pertimbangan yang sebenarnya hanya ego sendiri”, yang sebenarnya jelas-jelas ini bukan apa yang aku cari, ya bukan, bukan sebuah ketenangan. Tidur semakin sulit, focus semakin raib, sedang ujian semakin dekat. Tapi aku justru memikirkan hal-hal yang membingungkan, tentang masa lalu nya, tentang hidupnya, tentang bagaimana sebenarnya ia padaku. Sungguh terlalu melelahkan dan mengganggu.

Dan… Sebenarnya terlalu jelas bagaimana ia begitu mudah melepas, bagaimana sikapnya yang begitu biasa saja, bagaimana ia yang kesepian dan kebetulan kamu bisa menghiburnya, bagaimana ia memperlakukanmu sebagai perempuan.

Memang tak sepenuhnya yang terjadi karna ia, karna dirimu sendiri pun merasa bingung, kamu tetap ingin mempertahankan kesendirian, namun ingin memiliki seseorang, menjadi bingung akan perasaanmu sendiri. Sehingga yang kamu ingin hanya pengakuan perasaan, bukan status. Tapi bahkan ia tidak pernah mengatakan hal ini dengan jelas, kadangkala kamu juga melihat bagaimana sikapnya yang terkesan menutupi kehadiranmu dihidupnya, meski kamu pun tidak menginginkan orang lain mengetahuinya, hanya saja sikapnya yang terlalu jelas sering menyakitimu, postingannya pun masih tentang masa lalu, lagi lagi kamu bingung dengan dirimu sendiri, tidak ingin ego untuk memintanya benar-benar menyudahi masa lalu, tapi terlalu sakit untuk bisa menerima itu, percakapan sehari hari pun membuat kamu bingung, kamu yang merasa selalu menjadi orang yang bercerita agar kalian memiliki percakapan kadangkala merasa sungkan jika ia yang selalu menjadi pendengar, namun sayangnya ia terlalu tertutup padamu tentang cerita hidupnya dan hal ini juga menyakitimu.

Setelah sekian banyak alasan menyakitkan, kamu tetap bertahan.

Kamu bertahan dengan alasan, kadangkala ia selalu jujur akan apa yang ia jelaskan, dengan alasan kadangkala kamu merasa diakui, dengan alasan kadangkala sikapnya menunjukkan perasaannya, entah alasan ini dibuat oleh egomu sendiri.

Sadarilah, bukan ia yang bertahan, tapi kamu yang terus berjalan padanya. Tidakkah melelahkan? Tidakkah memalukan?

Berhentilah pada hal yang belum pasti dan memang belum saatnya, sebelum kamu benar-benar terjerumus kedalam hal yang tidak bisa kamu kendalikan, yang jelas jelas dari awal akan merugikan dirimu.

Tidakkah semua lelah selama ini akan sia-sia dan disayangkan jika sekarang kamu menyerah, mungkin perjalanan memang tidak singkat, tapi juga tidak akan lama lagi dan lebih mungkin pula ada yang lebih mendekati dari sekedar perihal jodoh yaitu kematian. Hakikat akhir hidup sebenarnya.

Sekali lagi diriku, jika kamu benar benar manusia dengan sikap yang penuh alasan, tulisan ini adalah tamparan, kamu lebih banyak punya alasan untuk pergi dan berhenti. Maka sebelum terlambat, tegaslah dan jangan pernah kembali.

Selasa, 25 Mei 2021

Untukmu yang sudah bercerita

 "Orang biasa menjadi hebat setelah melewati hari yang tidak biasa"

Photo by-Pinterest

Ini untukmu teman, sahabat. 

Kita keluhkan rasa hampa dan kebosanan, kita tertawakan kebiasaan setiap hari yang hanya itu itu saja, lalu pada saatnya datanglah hari yang tidak pernah kita duga-duga dan sebenarnya sangat tidak kita inginkan. Kita bisa merubah pola hidup dengan 2 cara, entah karna keinginan kuat dari diri sendiri dan bisa jadi karna keadaan yang memaksa.

Mengejutkan memang, ketika dihadapkan pada keadaan yang memaksa, berat. Itu sudah pasti. Orang biasa yang selama ini hidupnya berjalan lancar-lancar saja bahkan bisa dibilang  jarang sekali punya sesuatu yang dikhawatirkan, punya banyak hal yang mendukung kebahagiaan, hidup dengan aman dan nyaman bahkan hampir terpenuhi semua yang diinginkan, keadaan yang menyamankan dan menterlenakan hingga brakkkk... akhirnya sebagian dari itu hilang dan bahkan cobaan terus berdatangan.

Mungkin, kau terus keluhkan, namun tetap harus kau jalani, menjalani hal-hal yang belum pernah dan belum biasa dilakukan sebelumnya, men sabari hal-hal baru yang menjengkelkan dan membuat berbagai keputusan yang membingungkan. Meski begitu hal lain yang kau sadari adalah ada hal baik baru dalam dirimu atau mungkin... hal baik ini memang kau miliki selama ini namun tak ada keinginan dan kesempatan untuk melakukan, jadi artinya disini adalah bahwa keadaan berat ini jika dilihat dari sudut pandang lain, dari sudut yang kita anggap baik, maka justru ternyata ini adalah sebuah kesempatan dan kamu menjadi orang terpilih itu.

Lalu dengan keadaan itu, selain kamu yang berhasil merubah rasa kebosanan menjadi tantangan, tanpa disadari juga membuka mata bagi yang lain, orang lain yang tadinya ingin merubah hidup karna keinginannya, kala keinginan itu mudah berubah dan ia melihat apa yang terjadi padamu akhirnya memicu keinginannya yang turun naik menjadi naik, naik, dan naik lagi lebih tinggi. Bertambah pula hal baik padamu yaitu menjadi pelajaran bagi orang lain yang pada dasarnya dalam dirinya sudah ada keinginan untuk merubah hidup.

Mungkin dapat dikatakan "Orang hebat yang pada dasarnya ia hebat memanglah hebat, tapi orang yang biasa saja, lalu ia menjadi hebat itu benar-benar luar biasa".

Ngoceh sebelum pergi

Sebentar lagi aku akan berada disana, sedang aku menginginkan tetap disini.

Photo by-jadiBerita.com

Pada dasarnya sebenarnya sama saja, disini aku berada diantara orang-orang, pun disana juga begitu, hanya saja sebagian besar orang-orang disini adalah orang-orang terdekat, sedang disana sering terasa hampa karna berada diantara orang-orang yang bahkan aku tak mengenalnya, meskipun ada juga diantaranya orang-orang dekat.

Hidup terkadang adalah dimana kita berada, namun kadangkala pula bukan hal itu yang menjadi fokus utama, tapi dengan siapa kita disana, entah dimanapun itu. Seperti itulah berjalannya perpisahan dan kerinduan, bisa jadi tempatnya, orang orangnya dan diantara keduanya adalah keadaan atau suasananya.

Dunia begitu luas, namun entahlah, apa karna pikiran manusia yang terlalu sempit dengan menganggap perpisahan tempat, adalah kesedihan, sedang pembicaraan bisa dimulai dengan satu ketikan jari atau... sebenarnya yang kita khawatirkan adalah tentang waktu? Memang kesibukan sering menimbulkan kesalah pahaman ketika tak saling berada dalam satu tempat yang sama atau... bahkan kita merasakan penyesalan ketika bersama namun tak saling bicara?

Hati manusia memang sulit, karna bahkan si manusia nya sendiri kadangkala tidak mengerti akan perasaannya, perasaan sedih, marah, suka dan bahkan hampa, karena sejatinya yang dibutuhkan adalah tenang. Ketenangan.

Lalu, perihal kerinduan..., hal-hal sederhana bahkan bisa menjadi pemicunya, entah hanya bagaimana kebiasaan cara menutup pintu, cara bicara dan bercanda, berteriak dan saling memanggil, bahkan cara marah sekalipun dan kegiatan-kegiatan sederhana lain yang dilakukan berulang-ulang saat bersama. Semakin banyak yang terjadi dan dilakukan bersama, semakin banyak pula kenangan untuk menjadi tolak ukur besarnya rasa rindu.

Dari sini barangkali bisa dibuat peribahasa "Banyak jalan untuk diri pergi, tapi tidak untuk hati yang masih ingin tinggal"

Selasa, 27 April 2021

Manusia

"Manusia"

Semakin banyak pujian yang didapatnya, semakin mengeras hatinya dengan kesombongan.

"Manusia"

Semakin banyak ucapan yang dikatakannya, semakin mengeras hatinya karna kebohongan.

"Manusia"

Semakin sering melihat yang tak sepantasnya, semakin mengeras hatinya karna keterlenaan.

"Manusia"

Semakin sering mendengar yang tak seharusnya, semakin mengeras hatinya karna kegundahan.


Banyak hal yang mengeraskan hati, yang itu adalah tipu daya duniawi.

Jenis manusia ini kadangkala aku.

 

Photo by-depositphotos

 

"PADAHAL"

Jika "manusia"

Semakin banyak penyesalan atas kesalahannya, semakin bertambah ketenangan hatinya.

Jika "manusia"

Semakin merasa yang ia miliki sejatinya akan kembali, semakin ia akan memperbanyak syukurnya.

Jika "manusia"

Semakin melihat sesuatu yang menyadarkannya, semakin ia memahami arti kehidupannya. 

Jika "manusia"

Semakin banyak mendengar nasehat untuknya, semakin ia akan mengingat tujuan hidup sebenarnya.


Semoga jenis manusia ini yang kita semua "ingin menjadi".


"MAKA"

"Manusia" perlu

Mengoreksi isi hatinya sebenarnya, akankah kesombongan itu masih ada.

"Manusia" perlu

Mengoreksi apakah yang ia sering dengar selama ini menenangkan yang gundah, atau justru menambah kegundahan.

"Manusia" perlu

Mengoreksi apakah yang ia ucapkan selama ini membawa manfaat, atau justru mudharat.

 

Semoga kita sering melakukan yang sebenarnya "perlu" untuk dilakukan ini.